ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS
1.
Definisi
Penyakit
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.
Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,
dan E. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak
mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C.
Hepatitis
adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Sebelum membahas
penyakit hepatitis lebih lanjut, akan di bahas terlebih dahulu mengenai anatomi
dan fisiologi hati:
a.
Anatomi
Hati
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang
ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 1,5 kg ( 2 – 3 % berat badan ). Hati
memilliki 300 milyar sel terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%,
dan merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H,
2001). Hati manusia berada pada bagian atas cavum abdominalis, dibawah
diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah
kanan. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah
terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat
oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium.
Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut
kolagen dan jaringan elastis yang disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk
ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus
biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yg disusun
di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem
pembuluh kapiler.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan
ikat yang disebut traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta,
arteri hepatika, duktus biliaris.Cabang dari vena porta dan arteri hepatika
akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan.
Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam
empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan
sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
b.
Fisiologi Hati
1.
Tempat
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
2.
Tempat
sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah,
3.
Tempat
menyimpan beberapa vitamin ( vitamin A, D, E, K ), mineral (termasuk zat besi),
4.
Mengontrol
produksi serta ekskresi kolesterol
5.
Empedu
yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi
penting
6.
Menetralkan
dan menghancurkan substansi beracun ( detoksikasi ) serta memetabolisme alcohol
7.
Membantu
menghambat infeksi
2.
Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama
hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan
penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis
yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A,
B, C, D, E. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik
atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan
infeksi.
Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan
hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam
masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning.
Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini
antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol,
penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari
konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver).
3.
Patofisiologi
Inflamasi yang
menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan
dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu
juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal
pada ikterus.
4.
Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan
a.
Hepatitis
A
Definisi Hepatitis
A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan
kematian, Virus hepatitis A penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang
penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui
aktivitas sexual atau melalui darah. Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi
2 sampai 6 minggu sejak penularan.
Etiologi
Virus
RNA dari famili enterovirus
Gejala
Sakit kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. dan bila gejala muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas
yang ringan.
Penatalaksanaan:
·
Tirah
baring, selama stadium akut pasien di anjurkan isthirahat di tempat tidur
sampai hampir bebas dari ikterik dan transaminase serum sudah menurun mendekati
normal
·
Diet
yang bergizi, yaitu diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat selama periode
anoreksia pasien di beri makan sediklit-sedikit tapi sering, bila terus menerus
muntah makanan di beri secara intravena. Bila nafsu makan telah pullih gizi
dengan protein tinggi dapat mempercepat pemulihan
b.
Hepatitis
B
Definisi Hepatitis B merupakan salah satu penyakit
menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini menyerang hati dan
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Hepatitis ini dapat menjadi
kronis dan akhirnya menjadi kanker hati.
Etiologi
Virus hepatitis B ( virus DNA )
Gejala Secara
klinis sangat menyerupai hepatitis A namun masa inkubasi jauh lebih lama, mengalami
penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal yang menyeluruh,
tidak enak badan dan lemah, Panas dan gejala pernafasan jarang dijumpai, serta
nyeri tekan pada hati dan splenomegali
Penatalaksanaan:
·
Terapi
dini penyuntikan interferon tiap hari ( hanya boleh diberikan pada kondisi yang
terkendali dan cermat)
·
Tirah
baring sampai geejala mereda, aktivitas dibatasi
·
Nutrisi
adekuat
·
Mengendalikan
gejala dispepsia dan malaise
c.
Hepatitis
C
Definisi Penyakit Hepatitis C adalah penyakit
hati yang dapat menular melalui kontak darah (transfusi, jarum suntik
(terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain
disekitarny).
Etiologi Virus
hepatitis C ( virus RNA )
Gejala Lelah, hilang
selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi
kuning yang disebut "jaundice"
Penatalaksanaan:
·
Pemberian obat seperti Ribavirin
·
Terapi
interferon dosis rendah dan nutrisi yang adekuat
d.
Hepatitis
D
Definisi
Hepatitis
D adalah hepatitis yang berlangsung kronis dan dapat mengakibatkan gagal ginjal
akut. Penyakit ini
ditularkan melalui darah.
Etiologi Virus hepatitis D (virus RNA)
Gejala Serupa
gejala hepatitis B, tapi lebih beresiko untuk menderita hepatitis fulminan dan
berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati
Penatalaksanaan:
·
Sarankan klien untuk tirah baring
·
Berikan nutrisi adekuat
e.
Hepatitis
E
Definisi
Merupakan
hepatitis yang di transmisikan dan terjadi terutama di India, Asia, Afrika dan
pertengahan Amerika. Virus ini dapat ditemukan di kotoran, cairan empedu dan
hati, dieksreksikan melalui kotoran manusia pada masa inkubasi.
Etiologi Virus hepatitis E golongan RNA
Gejala Gangguan pencernaan seperti
mual,muntah, lemah badan, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, mudah
silau, nyeri tenggorok, batuk dan pilek dapat timbul sebelum badan menjadi
kuning selama 1 – 2 minggu.
Penatalaksanaan:
·
Anjurkan pasien untuk tirah baring
·
Pemberian
immunoglobulin atau virus yang dilemahkan dapat mencegah terjadinya infeksi
lebih lanjut
f. Pemeriksaan
Diagnostik
1.
Pemeriksaan
Laboratorium
·
Pemeriksaan
pigmen
·
Urobilirubin
direk
·
Bilirubun
serum total
·
Bilirubin
urine
·
Urobilinogen
urine
·
Urobilinogen
feses
2.
Pemeriksaan
protein
·
Protein
totel serum
·
Albumin
serum
·
Globulin
serum
·
HbsAG
3.
Pemeriksaan
Radiologi
·
Foto
rontgen abdomen
·
Pemindahan
hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
·
Arteriografi
pembuluh darah seliaka
g.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Laparoskopi
2.
Biopsi
hati
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HEPATITIS
A. Pengkajian
a. Identitas Klien.
Berisi biodata dan data lengkap pasien.
b. Keluhan Utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat
berupa nafsu makan menurun,
muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c.
Riwayat
Kesehatan
1.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Gejala awal
biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
2.
Riwayat
Kesehatan Masa lalu
Riwayat
kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan
perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya.
3.
Riwayat
kesehatan keluarga
Berkaitan erat
dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan
penyakit pencernaan.
4.
Data
dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
a.
Aktivitas
·
Kelemahan
·
Kelelahan
·
Malas
b.
Sirkulasi
·
Bradikardi
( hiperbilirubin berat )
·
Ikterik
pada sklera kulit, membran mukosa
·
Eliminasi
·
Urine
gelap
·
Diare
feses warna tanah liat
c.
Makanan
dan Cairan
·
Anoreksia
·
Berat
badan menurun
·
Mual
dan muntah
·
Peningkatan
oedema
·
Asites
d.
Neurosensori
·
Peka
terhadap rangsang
·
Cenderung
tidur
·
Letargi
·
Asteriksis
e.
Nyeri
/ Kenyamanan
·
Kram
abdomen
·
Nyeri
tekan pada kuadran kanan
·
Mialgia
·
Atralgia
·
Sakit
kepala
f.
Keamanan
·
Demam
·
Urtikaria
·
Lesi
makulopopuler
·
Eritema
·
Splenomegali
·
Pembesaran
nodus servikal posterior
B. Diagnosa
Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis :
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah
2.
Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.
Hypertermi
berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
4.
Keletihan
berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
C. Intervensi
Keperawatan
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai
tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Ajarkan
dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
|
Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
|
2
|
Awasi
pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
|
Pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal
dan menurunkan kapasitasnya.
|
3
|
Pertahankan
hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
|
/ Akumulasi partikel makanan di mulut
dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
|
4
|
Anjurkan
makan pada posisi duduk tegak
|
Menurunkan rasa penuh pada abdomen
dan dapat meningkatkan pemasukan
|
2.
Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil: Menunjukkan
tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Kolaborasi dengan individu untuk
menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri
|
Nyeri yang berhubungan dengan
hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula
hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan
nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
|
2
|
Tunjukkan pada klien penerimaan
tentang respon klien terhadap nyeri
|
Klienlah yang harus mencoba
meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
|
3
|
Berikan informasi akurat Jelaskan
penyebab nyeri, tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
|
Klien yang disiapkan untuk
mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan
(cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
|
4
|
Bahas dengan dokter penggunaan
analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
|
Kemungkinan nyeri sudah tak bisa
dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
|
3.
Hypertermi
berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
Tujuan : Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria
hasil: Tidak terjadi peningkatan suhu
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Monitor tanda vital : suhu badan
|
Sebagai indikator untuk mengetahui
status hypertermi
|
2
|
Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
|
Dalam kondisi demam terjadi
peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
|
3
|
Berikan kompres hangat pada
lipatan ketiak dan femur
|
Menghambat pusat simpatis di
hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar
keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
|
4
|
Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat
|
Kondisi kulit yang mengalami
lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya ruam kulit
|
4.
Keletihan
berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria
hasil: Tidak terjadi keletihan
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Jelaskan sebab-sebab keletihan
individu
|
Dengan penjelasan sebab-sebab
keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
|
2
|
Sarankan klien untuk tirah baring
|
Tirah baring akan meminimalkan
energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk
penyembuhan penyakit.
|
3
|
Bantu individu untuk
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat
|
Memungkinkan klien dapat
memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan
pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
|
4
|
Analisa bersama-sama tingkat
keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan,
aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
|
Keletihan dapat segera
diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
|
D. Implementasi
Keperawatan
Adapun tindakan
keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1.
Memabantu
makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan klien
2.
Memberikan
snack atau makanan yang mengundang selera pasien
3.
Menjelaskan
pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh
4.
Memberikan
pola diet rendah lemak
5.
Mengompres
bagian yang nyeri agar nyeri berkurang
6.
Memberikan
obat analgesic sesuai anjuran dokter\Mengukur suhu tubuh klien
7.
Mengompres
aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas
8.
Memberikan
minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari
9.
Memberikan
obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu
E. Evaluasi
Keperawatan
Adapun evaluasi
yang dapat dibuat adalah:
1.
Menunjukkan
peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2.
Menunjukkan
tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
3.
Tidak
terjadi peningkatan suhu
4.
Tidak
terjadi keletihan
5.
Jaringan
kulit utuh, penurunan pruritus.
6.
Pola nafas adekuat
7.
Tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi.