November 03, 2012

Asam Mefenamat



ASAM MEFENAMAT

1.        Nama Generik
Asam Mefenamat/Mefenamat Acid

2.        Nama Resmi:

3.        Nama Dagang:


·         Analspec
·         Asam Mefenamat
·         Asimat
·         Benostan
·         Cetalmic
·         Corstanal
·         Dolfenal
·         Dolodon
·         Dolos
·         Dystan
·         Fargetix
·         Pondeks
·         Ponstelax
·         Nichostan
·         Mefast



4.        Bentuk Obat dan Cara Pemberian:
                                          
Asam mefenamat ada yang berbentuk kapsul 250 mg ada pula yang berbentuk kaplet 500 mg. Adapun cara pemberiannya yaitu diabsobsikan ke dalam tubuh secara oral (melalui mulut).

5.        Dosis yang Dianjurkan:

·         Untuk nyeri : Dosis awal 500 mg, dilanjutkan dengan dosis 250 mg setiap 6 jam jika diperlukan. Penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu.
·         Untuk Dismenore : Penggunaan saat terjadi haid, dan penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 2-3 hari
·         Dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun: Dosis yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam

6.        Efek Terapeutik / Manfaat:

Untuk menghitangkan segala macam nyeri dan ringan sampai sedang dalam kondisi akut dan kronis. termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, sakit sehabis operasi dan melahirkan, nyeri sewaktu haid. sakit kepala dan sakit gigi
.
7.        Efek Samping

Adapun efek samping dari obat ini berupa :
·         Gangguan lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi, kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan lambung.
·         Efek pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia, memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia, trombositopenia, menghambat agregasi platelet.
·         Efek pada sistem syaraf : pusing, sakit kepala, ketakutan, bingung, depresi, bermimpi, sulit tidur, cemas, gemetaran, berputar, halusinasi.
·         Efek pada mata / pendengaran : tinitus, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, sembab mata.
·         Efek pada ginjal : abnormalitas fungsi ginjal, disuria, hematouria, hiperkalemia, cystitis, nephrotic sindrom, oligouria / poliuria, proteinuria sampai gagal ginjal.
·         Effek pada hati : peningkatan hasil test fungsi hati (SGOT, SGPT) sekitar >3 kali nilai normal. Hepatitis, jaundice, kerusakan hati, kolik.
·         Efek samping lain : gatal, bentol, kemerahan, fotosensitif, reaksi anafilaksis, Stevens-Johnson sindrome, bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi, sepsis, perubahan berat badan, asma, hipergikemi, pankreatitis, pneumonia, depresi pernafasan.

8.        Kontra Indikasi:

Pada penderita dengati tukak lambung / usus, penderita asma, penderita ginjal, adanya riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain, pasien dengan riwayat gangguan saluran cerna, pasien hamil trimester ke-3, pasien menyusui (atau hentikan menyusui)

Askep Hepatitis



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS

1.      Definisi

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D, dan E. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Sebelum membahas penyakit hepatitis lebih lanjut, akan di bahas terlebih dahulu mengenai anatomi dan fisiologi hati:

a.       Anatomi Hati 

Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 1,5 kg ( 2 – 3 % berat badan ). Hati memilliki 300 milyar sel terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, dan merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001). Hati manusia berada pada bagian atas cavum abdominalis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium.
Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris.Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.

b.      Fisiologi Hati

1.      Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
2.      Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah,
3.      Tempat menyimpan beberapa vitamin ( vitamin A, D, E, K ), mineral (termasuk zat besi),
4.      Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol
5.      Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting
6.      Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun ( detoksikasi ) serta memetabolisme alcohol
7.      Membantu menghambat infeksi

2.      Etiologi

Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.
Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver).

3.      Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.




















4.      Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan

a.      Hepatitis A

Definisi           Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan. 
Etiologi           Virus RNA dari famili enterovirus
Gejala              Sakit kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. dan bila gejala muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas yang ringan.
Penatalaksanaan:
·         Tirah baring, selama stadium akut pasien di anjurkan isthirahat di tempat tidur sampai hampir bebas dari ikterik dan transaminase serum sudah menurun mendekati normal
·         Diet yang bergizi, yaitu diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat selama periode anoreksia pasien di beri makan sediklit-sedikit tapi sering, bila terus menerus muntah makanan di beri secara intravena. Bila nafsu makan telah pullih gizi dengan protein tinggi dapat mempercepat pemulihan

b.      Hepatitis B

Definisi           Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Hepatitis ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati.
Etiologi           Virus hepatitis B ( virus DNA )         
Gejala              Secara klinis sangat menyerupai hepatitis A namun masa inkubasi jauh lebih lama, mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal yang menyeluruh, tidak enak badan dan lemah, Panas dan gejala pernafasan jarang dijumpai, serta nyeri tekan pada hati dan splenomegali
Penatalaksanaan:
·         Terapi dini penyuntikan interferon tiap hari ( hanya boleh diberikan pada kondisi yang terkendali dan cermat)
·         Tirah baring sampai geejala mereda, aktivitas dibatasi
·         Nutrisi adekuat
·         Mengendalikan gejala dispepsia dan malaise

c.       Hepatitis C

Definisi           Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang dapat menular melalui kontak darah (transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarny).
Etiologi           Virus hepatitis C ( virus RNA )
Gejala              Lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice"
Penatalaksanaan:
·         Pemberian obat seperti Ribavirin
·         Terapi interferon dosis rendah dan nutrisi yang adekuat

d.      Hepatitis D

Definisi            Hepatitis D adalah hepatitis yang berlangsung kronis dan dapat mengakibatkan gagal ginjal akut. Penyakit ini ditularkan melalui darah.
Etiologi           Virus hepatitis D (virus RNA)
Gejala              Serupa gejala hepatitis B, tapi lebih beresiko untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati
Penatalaksanaan:
·         Sarankan klien untuk tirah baring
·         Berikan nutrisi adekuat

e.       Hepatitis E 

Definisi           Merupakan hepatitis yang di transmisikan dan terjadi terutama di India, Asia, Afrika dan pertengahan Amerika. Virus ini dapat ditemukan di kotoran, cairan empedu dan hati, dieksreksikan melalui kotoran manusia  pada masa inkubasi.
Etiologi           Virus hepatitis E golongan RNA
Gejala              Gangguan pencernaan seperti mual,muntah, lemah badan, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, mudah silau, nyeri tenggorok, batuk dan pilek dapat timbul sebelum badan menjadi kuning selama 1 – 2 minggu.

Penatalaksanaan:
·         Anjurkan pasien untuk tirah baring
·        Pemberian immunoglobulin atau virus yang dilemahkan dapat mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut

f.       Pemeriksaan Diagnostik

1.      Pemeriksaan Laboratorium
·         Pemeriksaan pigmen
·         Urobilirubin direk
·         Bilirubun serum total
·         Bilirubin urine
·         Urobilinogen urine
·         Urobilinogen feses

2.      Pemeriksaan protein
·         Protein totel serum
·         Albumin serum
·         Globulin serum
·         HbsAG

3.      Pemeriksaan Radiologi
·         Foto rontgen abdomen
·         Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
·         Arteriografi pembuluh darah seliaka

g.      Pemeriksaan Penunjang

1.      Laparoskopi
2.      Biopsi hati










LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HEPATITIS

A.    Pengkajian

a.       Identitas Klien.

Berisi biodata dan data lengkap pasien.

b.      Keluhan Utama

Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu          makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning

c.       Riwayat Kesehatan
1.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas

2.      Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.

3.      Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

4.      Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
a.         Aktivitas
·         Kelemahan
·         Kelelahan
·         Malas

b.      Sirkulasi
·         Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
·         Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
·         Eliminasi
·         Urine gelap
·         Diare feses warna tanah liat

c.       Makanan dan Cairan
·         Anoreksia
·         Berat badan menurun
·         Mual dan muntah
·         Peningkatan oedema
·         Asites

d.      Neurosensori
·         Peka terhadap rangsang
·         Cenderung tidur
·         Letargi
·         Asteriksis

e.       Nyeri / Kenyamanan
·         Kram abdomen
·         Nyeri tekan pada kuadran kanan
·         Mialgia
·         Atralgia
·         Sakit kepala

f.       Keamanan
·         Demam
·         Urtikaria
·         Lesi makulopopuler
·         Eritema
·         Splenomegali
·         Pembesaran nodus servikal posterior


B.     Diagnosa Keperawatan

Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah
2.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.      Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
4.      Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis




C.    Intervensi Keperawatan

1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah

Tujuan :           Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam  nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil:  Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

No
Intervensi
Rasional
1
Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan

Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering

Pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3
Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
                                                                          
/     Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.

4
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

        Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan



2.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

Tujuan :           Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil:   Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)

No
Intervensi
Rasional
1
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri

Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
2
Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
   
Klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

3
Berikan informasi akurat Jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
                                                                           
Klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)

4
Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.

3.      Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.

Tujuan :           Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil:   Tidak terjadi peningkatan suhu

No
Intervensi
Rasional
1
Monitor tanda vital : suhu badan

Sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

2
Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.

Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3
Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur

Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan

4
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit

4.      Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis

Tujuan :           Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria hasil:   Tidak terjadi keletihan

No
Intervensi
Rasional
1
Jelaskan sebab-sebab keletihan individu

Dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
2
Sarankan klien untuk tirah baring

Tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.

3
Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat

Memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting

4
Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
Keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan

D.    Implementasi Keperawatan

Adapun tindakan keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1.      Memabantu makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan klien
2.      Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien
3.      Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh
4.      Memberikan pola diet rendah lemak
5.      Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang
6.      Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter\Mengukur suhu tubuh klien
7.      Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas
8.      Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari
9.      Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu


E.     Evaluasi Keperawatan

Adapun evaluasi yang dapat dibuat adalah:
1.      Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2.      Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3.      Tidak terjadi peningkatan suhu
4.      Tidak terjadi keletihan
5.      Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6.       Pola nafas adekuat
7.      Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.