Oktober 20, 2014

Manis Gurihnya Bolu Pisang

Assalamu'alaikum...
Aku paling suka makan bolu pisang buatan mama, tapi karena sekarang udah jauh dari mama aku harus buat sendiri, dan untung sekarang aku udah bisa buat sendiri. Rasanya lumayan enak, bahan yang dipake juga nggak terlalu susah, untuk kalian yang mau nyoba bikin, monggo dihaturi, hehehehe...

Bahan
  1. Telur 4 buah
  2. Gula pasir 1 gelas
  3. Santan kelapa kurang lebih 150 cc
  4. Soda kue 1/2 sendok teh
  5. Pisang 1 sisir, potong kecil-kecil
  6. Tepung terigu 1 gelas setengah (ukuran gelas 250 cc)
  7. Mentega secukupnya
Cara membuat :
  1. Kocok telur dengan gula pasir sampai mengembang
  2. Tambahkan soda kue sesuai takaran, kemudian masukkan  tepung terigu
  3. Aduk hingga rata
  4. Masukkan santan kelapa, kemudian masukkan pisang ke dalam adonan
  5. Terakhir masukkan adonan kedalam cetakan bolu yang sebelumnya telah diolesi mentega
  6. Panggang dengan api kecil, 
  7. Tunggu sampai bolu matang dan siap disajikan.

September 06, 2014

Tentang Rifampisin



RIFAMPISIN

1.        Nama Generik
Rifampisin
2.        Nama Kimia
Rifampin
3.        Tentang Rifampisin
Rifampicin.jpg

Gambar 1. Rifampisin

Rifampisin adalah turunan semisintetik dari Rifamisin B, suatu antibiotika yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei. Rifampisin adalah obat anti tuberkulosa dengan nama kimia menurut aturan IUPAC : 2,7-(Epoxypentadeca [1, 11, 13] trienimino0)-naptho [2, 1-b] furan-1, 11 (2H)-DIONE, 5,6,9,17,19,21 – hexahydroxy-23-methoxy-2, 4, 12, 16, 18, 20, 22-heptamethyl-8 [N-(4-methyl-1-piperazinyl) formimidoyl]-21-acetate. Bobot molekul 822,95 dengan rumus molekul C43H58N4O12.

rifampisin.jpg

Gambar 2. Rumus bangun Rifampisin
4.        Sifat Fisika Kimia Rifampisin
Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Rifampisin larut dalam kloroform, DMSO, etil asetat, metanol, tetrahidrofuran. Dalam perdagangan, Rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH. Dalam perdagangan terdapat juga sediaan oral rifampin yang tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan isoniazid dan pirazinamid.
Larutan Rifampisin dalam 1 %, mempunyai pH tidak kutang dari4,0 dan tidak lebih dari 8,0. Jarak lebur Rifampisin 183-188 , susut pengeringan tidak lebih dari 2 %, dimana pengeringan dilakukan dalam kondisi hampa udara di atas fosforpentoksida selama 4 jam.
Keasaman Rifampisin ditunjukkan oleh gugus hidroksi pada C1, C4 dan C8 (pKa : 1,7) sedangkan kebasaan dihubungkan dengan keberadaan gugus piperazin (pKa : 7,9). Jadi, Rifampisin adalah suatu zwitter ion dalam larutan agak asam.
5.        Sub Kelas Terapi
Anti infeksi
6.        Farmakoterapi Obat
Rifampisin menghambat pertumbuhan berbagai bakteri gram positif dan gram negatif. Terhadap bakteri gram positif, efeknya kurang kuat dibandingkan penisilin G, tetatpi lebih sedikit melebihi eritromisin, linkomisin dan sefalotin. Sementara terhadap bakteri gram negatif mempunyai efek lebih lemah dibandingkan dengan tetrasiklin, kloramfenikol, kanamisin dan kolistin.
Rifampisin aktif terhadap sel yang bertumbuh. Kerjanya menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari mikobakteria dan mikroorganisme lain. Rifampisin jarang menimbulkan efek nonterapi, namun pada penderita penyakit hati kronik, alkoholisme, dan usia lanjut insidensi ikterus bertambah. Rifampisin tampaknya meningkatkan hepatotoksisitas INH terutama pada asetilator lambat.
Efek sampingnya yang terpenting tetapi tidak sering terjadi adalah penyakit kuning (icterus), terutama bila dikombinasikan dengan INH yang juga agak toksis bagi hati. Pada penggunaan lama, dianjurkan untuk memantau fungsi hati secara periodik. Obat ini agak sering juga menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, sakit ulu hati, kejang perut dan diare, begitu pula gejala gangguan SSP dan reaksi hipersensitasi
7.        Farmakokinetik Obat
Reabsorpsinya di usus sangat tinggi, distribusi ke jaringan dan cairan tubuh juga baik. Plasma-t ½ nya berkisar antara 1,5 sampai 5 jam. Ekskresinya khusus melalui empedu, sedangkan melalui ginjal berlangsung secara fakultatif.
8.        Farmakodinamik Obat
a.         Durasi : < 24 jam
b.         Absorbsi
1.        Oral : diabsorpsi dengan baik, konsumsi makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncak absorbsi
2.        Distribusi : sangat lipofilik, dapat menembus sawar darah otak (bood-brain barrier) dengan baik
3.        Difusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal, adekuat dengan atau tanpa inflamasi, CSF : inflamasi meninges : 25%
c.         Metabolisme
1.        Hepatik, melalui resirkulasi enterohepatik, Ikatan protein : 80%
2.        Eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar, gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.
3.        Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum
Oral : 2-4 jam
d.        Ekskresi : Feses (60% - 65%) dan urin ( 30%) sebagai obat yang tidak berubah
9.        Stabilitas Penyimpanan
Serbuk Rifampisin berwarna merah kecoklatan. Vial yang utuh harus disimpan pada suhu kamar dan dihindarkan dari cahaya dan panas yang berlebihan. Rekonstitusi serbuk untuk injeksi dengan SWFI, untuk injeksi larutkan dalam sejumlah volume yang tepat dengan cairan yang kompatibel (contoh : 100 ml D5W). Vial yang telah direkontitusi stabil selama 24 jam pada suhu kamar. Stabilitas parenteral admixture pada penyimpanan suhu kamar (25oC) adalah 4 jam untuk pelarut D5W dan 24 jam untuk pelarut NS
10.    Indikasi
a.         Tuberkulosis (TBC)
b.         Leprosy
c.         Legionnaire's disease
d.        Brucellosis
e.         Infeksi stafilokokus
11.    Kontraindikasi
a.         Hipersensitif terhadap golongan obat ini
b.         Penyakit kuning (jaundice)
c.         Severe hepatic disease
12.    Dosis
Dapat diberikan melalui mulut (per oral) atau infus IV
1.         Tuberkulosis (TBC)
a.    Dewasa
10 mg/kg sehari atau 2-3 kali seminggu, Max : 600 mg/hari
b.    Anak
10-20 mg/kg sehari atau 2-3 kali seminggu, Max : 600 mg/hari
Pada pasien dengan kerusakan hati diperlukan pengurangan dosis
2.         Leprosy
a.    Dewasa
600 mg sekali sebulan
b.    Anak 10-14 tahun
450 mg sekali sebulan
c.    Anak <10 tahun
300 mg sekali sebulan
Pada pasien dengan kerusakan hati diperlukan pengurangan dosis
3.         Legionnaire's disease
a.    Dewasa
600-1200 mg sehari, dalam dosis terbagi.
Pada pasien dengan kerusakan hati diperlukan pengurangan dosis
4.         Brucellosis
a.    Dewasa
600-1200 mg sehari, dalam dosis terbagi
Pada pasien dengan kerusakan hati diperlukan pengurangan dosis
5.         Infeksi stafilokokus
a.    Dewasa
600-1200 mg sehari, dalam dosis terbagi
Pada pasien dengan kerusakan hati diperlukan pengurangan dosis
13.    Efek Samping
Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotik ini) sakit kepala, drowsiness. Gejala berikut terjadi terutama pada terapi intermitten termasuk gelala, mirip influenza ( dengan chills, demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura, gangguan fungsi liver, jaundice (penyakit kuning), flushing, urtikaria dan rash. Efek samping lainnya yang pernah dilaporkan diantaraya: edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis exfoliative, toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia, gangguan menstruasi, urin, saliva dan sekresi, tubuh yang lain berwarna orange-merah, tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan via  infus pada periode yang lama.
14.    Peringatan dan Perhatian
a.         Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan.
b.         Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati dan hitung jenis darah secara periodik
c.         Apabila ada tanda-tanda komplikasi serius, seperti gagal ginjal, anemia hemolitik, thrombositopenia atau kelainan fungsi hati maka pengobatan harus dihentikan.
d.        Keamanan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui belum jelas diketahui.
e.         Rifampicin menyebabkan warna urin, feses, air mata, air ludah, keringat menjadi kemerah-merahan terutama pada permulaan pengobatan, sehingga perlu diberitahukan sebelumnya kepada pasien.
f.          Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa kontak yang lunak.

Agustus 30, 2014

Mungkin Dia Lupa...

Dina tampak gelisah malam ini. Entah apa yang sedang dipikirkannya, sejak tadi sore dia terus memantau ponselnya, seperti menunggu telfon atau pesan dari seseorang. Sementara itu....
"Dina, kamu kenapa? kelihatannya gelisah banget?"
"Nggak apa-apa kok Rika"
"Iya kah..., kayaknya ada apa-apa, kenapa...? cerita aja"
"Ehm, sebenarnya 2 hari yang lalu Iqbal menelfon ku, dia bilang ingin bertemu dengan ku hari minggu besok, dia berjanji akan mengajakku jalan-jalan, tapi sampai hari ini dia tidak menghubungi ku, apa dia hanya berpura-pura ya besikap seperti itu pada ku?"
"Wah...berkah banget bisa jalan sama Iqbal, bukannya dari SMP kamu udah suka ya sama dia, tapi kok tumben, kalian kan udah lama nggak ada kontak satu sama lain, kenapa tiba-tiba ngajak jalan?"
"Entah, itu dia yang buat aku bingung, kira-kira dia serius nggak sih? atau aku yang terlalu berharap?"
"Mungkin bisa juga kamu yang terlalu berharap, kalau kamu nggak terlalu berharap, kamu pasti nggak akan mikir sejauh ini kan?"
"Ya wajar kalau aku terlalu banyak berharap, sudah hampir 7 tahun aku memendam perasaan padanya, tapi sampai saat ini tak pernah dapat balasan darinya. Aku selalu bisa melihatnya, tapi yang menyakitkan sampai saat ini dia tidak pernah bisa melihatku, kalau seandainya tiba-tiba dia ingin mengajakku pergi wajar saja kalau merasa senang..."
"Lagian kamu kenapa sih, masih aja ngarepin cowok kayak gitu. Udah jelas kamu tu kelamaan nunggu Iqbal, tapi masih aja kamu suka ama dia, Kamu udah coba hubungin?"
"Nggak lah, gengsi juga kali, orang dia yang ngajakin, kok harus aku yang harus hubungi duluan, ntar dikiranya aku berharap banget lagi"
"Lah kamu ni gimana sih Din, tadi kamu bilang kalau kamu tu berharap banget bisa pergi sama dia, lah kok sekarang disuruh hubungi duluan aja gengsi"
"Iya sih, tapi harga diri juga dong, nggak mungkin juga aku nunjukkin ke Iqbal kalau aku berharap banget bisa jalan sama dia"
"Hemz, ya udahlah mungkin dia lupa, kita tunggu aja sampai besok pagi, mungkin dia akan hubungi kamu"
"Trus kalau nggak gimana?"
"Ya artinya kamu tu udah harus ngelupain dia, cari cowok yang lain kek, kayak di dunia ini cuma ada Iqbal aja, udah tidur gih, udah malem, percuma juga nungguinnya, nggak akan mungkin dia nelfon atau sms malem-malem, kita tunggu aja sampai besok"
"Ya udah kamu tidur aja duluan, aku belum mau tidur..."
"Hem, terserah kamu deh, kalau gitu aku tidur dulu ya..."

Rika mulai terlelap tidur, sementara Dina masih terus memandangi ponselnya. Dia masih menunggu, berharap Iqbal akan menghubunginya malam ini, tapi sudah hampir jam 12 malam, tidak ada tanda-tanda, akhirnya Dina memutuskan untuk tidur.
Mari kita main tebak-tebakan, kira-kira sampai besok pagi apa Iqbal akan menghubungi Dina, apa mereka jadi pergi bersama...? Aku juga tidak tahu, hanya menunggu besok ....

To be continued... 

Minggu,  31 Agustus 2014

Kenyataannya memang dia benar-benar lupa. Seharian Dina menunggu dari pagi sampai malam, sedikitpun tidak ada kabar darinya. Rasanya hari itu Dina sangat ingin marah, tapi ia bingung atas alasan apa jika dia marah. Akhirnya dia hanya memendamnya saja, seharian ia tampak murung, bahkan dia juga menangis, entah apa yang dia pikirkan, yang pasti hari itu hatinya terasa benar-benar sakit, sangking sakitnya dia sudah tidak bisa menahan lagi emosi yang terus membludak di hatinya.
Marah, benci, sedih, kecewa, hari itu sepertinya semuanya bertumpuk jadi satu, Iqbal...
Kenapa harus Iqbal yang disukai Dina, kenapa nggak pria lain saja, terus-terusan Dina mengucapkan kata-kata itu. Rasanya selama ini cinta tulusnya untuk Iqbal hanya berakhir pada kesia-siaan, dan sangking tulusnya Cinta itu, kini berubah jadi benci yang amat sangat, ....

Maret 16, 2014

Manajemen Keperawatan


1.      Pengertian

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan ke perawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

2.      Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1)      Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :
a)      Gambaran apa yang akan dicapai
b)      Persiapan pencapaian tujuan
c)      Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d)     Persiapan tindakan
e)      Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f)       Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan
2)      Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan fasilitas.
3)      Penggerak (actuating), menggerakkan orang \u2013 orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi ha rus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
4)      Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi ag ar kesalahan dapat segera diperbaiki.
5)      Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan peng obatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode, machine, minute dan market.

3.      Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip manajemen menurut Fayol adalah:
a.       Division of work (pembagian pekerjaan)
b.      Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
c.       Dicipline (disiplin)
d.      Unity of command (kesatuan komando)
e.       Unity of direction (kesatuan arah)
f.       Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
g.      Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h.      Centralization (sentralisasi)
i.        Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j.        Order (ketertiban)
k.      Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
l.        Equity (keadilan)
m.    Inisiative (prakarsa)
n.      Esprit de Corps (kesetiakawanan korps

4.      Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
Proses Manajemen Keperawatan:
a.       Henry Fayol, 5 aktivitas manajemen yaitu planning, organization, command, coordination, dan control
b.      Luther Gullick, 7 aktivitas manajemen planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting
c.       Marquis & Huston, planning, organizing, staffing, directing, dan controlling

Secara umum proses manajemen keperawatan adalah planning, organizing, staffing, directing, controlling.

5.      Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a)      Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b)      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c)      Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d)     Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e)      Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f)       Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g)      Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h)      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i)        Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j)        Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetap kan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perenacanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

6.      Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kes ehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayana n keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a.       Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b.      Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c.       Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
d.      Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e.       Mengendalikan lingkungan praktek kep erawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:

·         Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1)      Manajemen puncak
2)      Manajemen menengah
3)      Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1)      Kemampuan menerapkan pengetahuan
2)      Ketrampilan kepemimpinan
3)      Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4)      Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

·         Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
a.       Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.
b.      Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tid ur yang ada.
c.       Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
d.      Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer